Selasa, 10 Mei 2011

Perkembangan intelektual masa kanak-kanak dan usia sekolah serta hambatannya

A. Perkembangan intelektual masa kanak-kanak

Menurut Jean Piaget, perkembangan kanak-kanak awal (usia 2-6 tahun) memasuki tahap perkembangan praoperasional yakni belum matangnya cara kerja pikiran. Perkembangannya masih kacau dan belum terorganisasi dengan baik (Santrock, 2002), yang sering dikatakan anak belum menguasai operasi mental secara logis.

Ciri-ciri dari tahapan ini adalah
• anak mulai menguasai fungsi simbolis; seebagai akibatnya anak mulai mampu bermain pura-pura (pretend play), disamping itu penguasaan bahasa menjadi semakin sistematis.
• terjadi tingkah laku imitasi; anak melakukan peniruan besar-besaran terutama pada kakak atau teman yang lebih besar usianya dan dari jenis kelamin yang sama. Tingkah laku imitasi ini dilakukan secara langsung maupun tertunda. Pada tingkah laku imitasi tertunda, anak setelah melihat tingkah laku orang lain, tidak secara langsung menirukannya, melainkah ada rentangan waktu beberapa saat baru menirukan.
• cara berpikir anak egosentris; yakni suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan orang lain.
• cara berpikir anak centralized, yaitu terpusat pada satu dimensi saja. Sebagai contoh, pada suatu eksperimen, anak dipertunjukan dua buah gelas A dan B yang sama diameter dan tingginya. Pada kedua gelas itu diisi air jeruk yang sama banyaknya. Kemudian anak ditanya air jeruk yang ada di gelas A dengan gelas B mana yang lebih banyak, maka anak dengan cepat akan menjawab: “sama banyaknya” jawaban ini didasarkan pada pandangan tentang garis sejajar yang ditariknya dari permukaan air jeruk yang ada di gelas A dan B. Setelah itu, disaksikan anak, air jeruk yang ada di gelas B dituangkan ke dalam gelas C yang diameternya lebih kecil, tetapi lebih tinggi. Kemudian anak ditanya lagi, mana yang lebih banyak antara air A dan C. Dengan cara yang sama dengan sebelumnya, anak menjawab bahwa air jeruk di gelas C lebih banyak karena permukaannya lebih tinggi. Dalam hal ini, anak mengabaikan dimensi lebar gelas dan hanya memperhatikan dimensi tinggi dari gelas. Cara berpikir seperti ini dikatakan belum menguasai gejala konservasi.
• berpikir tidak dapa dibalik; operasi logis anak pada masa ini belum dapat dibalik. Sebagai contoh, Adi ditanya: Adi, kamu punya saudara tidak?” jawab Adi: “punya”. Setelah itu ditanya lagi, “Siapa nama saudaramu?”, Adi menjawab: “Mita”, kemudian sekali lagi Adi ditanya: “Apakah Mita mempunyai saudara?”, Adi menjawab: “Tidak”. Dalam hal ini Adi tidak sadar bahwa dirinyala saudara Mita. (Monks dkk., 1998)
• berpikir secara statis, astinya dalam berpikir anak tidak pernah memperhatikan dinamika proses terjadinya sesuatu.
Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis.
Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang pasif dalam perkembangan genetik. Perubahan genetic bukan peristiwa yang menuju kelangsungan hidup suatu organisme melainkan adanya adaptasi terhadap lingkungannya dan adanya interaksi antara organisme dan lingkungannya. Dalam responnya organisme mengubah kondisi lngkungan, membangun struktur biologi tertentu yang ia perlukan untuk tetap bisa memoertahankan hidupnya.perkembangan kognitif yang dikembangkan Piaget banyak dipengaruhi oleh pendidikan awal Piaget dalam bidang biologi. Dari hasil penelitiannya dalam bidang biologi. Ia sampai pada suatu keyakinan bahwa suatu organisme hidup dan lahir dengan dua kecenderunngan yang fundamental, yaitu kecenderunag untuk : beradaptasi dan organisasi ( tindakan penataan ).
Piaget mengeukakan bahwa ada 4 aspek yang besar yang ada hubungnnya dengan perkembangan kognitif : Pendewasaaan/kematangan, merupakan pengembanagn dari susunan syaraf. Pengalaman fisis, anak harus mempunyai pengalaman dengan benda-benda dan stimulus-stimulusdalam lingkungan tempat ia beraksi terhadap benda-benda itu. Interaksi social, adalah pertukaran ide antara individu dengan individu. Keseimbangan, adalah suatu system pengaturan sendiri yang bekerja untuk menyelesaikan peranan pendewasaan, penglaman fisis, dan interksi social.
Sedangkan seorang psikolog Rusia yang ahli dalam bidang perkembangan dan pendidikan, ia bernama Lev Vygostky (1896-1934). Menurutnya bahwa perkembangan potensi intelektual sangat dipengaruhi oleh orang-orang yang ada di lingkungan sosial budayanya.
Vygotsky adalah pengagum Piaget. Ia setuju dengan teori perkembangan kognitif Piaget yang melihat perkembangan kognitf terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berfikir yang berbeda-beda untuk setiap orang. Namun ia tidak setuju dengan pendapatnya bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri karena menurut Vygotsky suatu pengetahuan tidak hanya didapat oleh anak itu sendiri melainkan mendapat bantuan dari lingkungannya juga.
Karya vygotsky didasarkan pada pada tiga ide utama:
1. Bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka ketahui.

2. Bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual.
3. Peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.
Sumbangan psikologi kognitif berakar dari teori-teori yang menjelaskan bagaimana otak bekerja dan bagaimana individu memperoleh dan memproses informasi. Pandangan yang ditawarkan Vygotsky dan para ahli psikologi kognitif yang lebih mutakhir adalah penting dalam memahami penggunaan-penggunaan strategi belajar karena tiga alasan. Pertama, mereka menggaris bawahi peran penting pengetahuan alam dalam proses belajar. Dua, mereka membantu kita memahami pengetahuan dan perbedaan antara berbagai jenis pengetahuan. Tiga, merka membantu menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh manusia dan diproses didalam sistem memori otak.
B. Perkembangan intelektual masa sekolah
Yang dimaksud dengan intelektual ialah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dalam bentuk suatu representasi, khususnya melalui konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar).
Intelektualisme bisa diartikan sebagai akal atau pikiran. Jadi faktor intelektual adalah aspek psikologi yang sangat berhubungan dengan kemampuan berbahasa, pengetahuan siswa dan bakat yang semuanya ini diperoleh dari faktor dalam maupun dari luar individu selama dalam perkembangannya. Kerjasamanya faktor-faktor tersebut dalam individu membentuk suatu kemampuan dari individu untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya dalam bentuk representasi, khususnya konsep dan lambang (huruf, angka, kata, dan gambar).
Perkembangan siswa sekolah dasar selalu diiringi dengan perkembangan intelektual. Piaget berpendapat bahwa anak-anak mempunyai cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Perkembangan intelektual anak berlangsung melalui perkembangan yang dimaksud Piaget sebagai skema. Menurut Piaget skema itu merupakan penggambaran internal mengenai kegiatan fisik atau mental, sehingga skema dapat dianggap sebagai kumpulan kaidah mengenai bagaimana caranya beriteraksi dengan lingkungan. Seorang anak yang memiliki skema tertentu akan terdorong untuk menggunakannya. Piaget menekankan, bahwa aktivitas di dalam menggunakan skema inilah yang membawa anak ke arah hubungannya dengan lingkungan, sehingga menghasilkan perkembangan kognitif.
Perkembangan intelektual menurut Piaget adalah anak berkembang dengan lingkungannya melalui skema yang dipunyai, dengan cara mengadakan asimilasi dan akomodasi. Melalui asimilasi dan akomodasi pengalaman baru diperoleh melalui tahap-tahap:

1. Tahap Sensorimotor
Tahap sensorimotor berlangsung secara tidak mulus sejak dari kelahiran bayi hingga bayi berusia dua tahun. Bayi yang baru lahir memiliki sangat sedikit skema yang ada di dalam kandungan, dan skema ini hanya memungkinkan bagi bayi untuk menggenggam, mengisap, dan melihat benda. Anak-anak ini hanya tertarik kepada suatu yang ada pada saat itu, begitu benda disingkirkan dari pandangannya, dia pun agaknya akan langsung melupakannya. Sifat ini berlangsung hingga anak berusia 8 bulan, yaitu pada saat anak tersebut menyadari benda tersebut masih ada sekalipun tidak berada di hadapannya, dan dia berusaha mencari mainan yang disembunyikan di belakang sesuatu benda yang lain. Piaget menamakan perkembangan ini sebagai ketetapan benda. Anak-anak yang berusia delapan hingga dua belas bulan akan berusaha mencari mainan yang disembunyikan di tempat yang biasa digunakan sebagai tempat persembunyian mainan tersebut. Apabila mainan disembunyikan di bawah bantal, misalnya, ia tidak akan mengalami kesulitan menemukannya, akan tetapi, apabila mainan tersebut pada kesempatan berikutnya disembunyikan di tempat lain sementara si anak menunggu, dia akan mencarinya di bawah bantal seperti biasanya, dan mungkin terkejut karena tidak menjumpainya di sana. Pada akhir sensorimotor, anak sudah mengembangkan beberapa pengertian mengenai hubungan antara pergerakan otot mereka dengan pengaruhnya terhadap lingkungan.

2. Tahap Praoperasi
Tahap ini biasanya berlangsung dari usia dua hingga tujuh tahun. Dengan adanya perkembangan bahasa dan ingatan, anak pun mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya, dan karenanya mampu pula menduga sesuatu hal dengan lebih baik. Pendugaan ini masih dalam bentuk yang sederhana, misalnya, mereka cenderung untuk terlalu menyamaratakan dengan memanggil semua orang lelaki dewasa sebagai "ayah" Intelek anak dibatasi oleh egosentrisitas (ego centricity), dia tidak menyadari bahwa orang lain mungkin mempunyai pandangan dunia yang berbeda dengannya. Piaget dan Inhelder pada tahun 1956 membuat percobaan dengan meletakan sebuah maket pemandangan di atas meja, dan kemudian mendudukkan sebuah boneka di salah sisi serta anak di sisi yang lain. Anak tersebut disuruh melukis apa yang dilihat boneka. Anak yang berada di dalam tahap praoperasi ini akan melukiskan mengenai apa yang dia lihat, dan bukannya apa yang "dilihat" boneka; ini menunjukkan adanya egosentrisitas intelek yang dibatasi, meskipun sebentar, oleh keadaan hanya diingatnya satu aspek masalah pada suatu waktu tertentu.
Berakhirnya tahap praoperasi ini ditandai dengan anak-anak mulai mengkonsentrasikan angka dan kemudian volume.

3. Tahap Operasi Konkret
Di dalam periode operasi konkret (concrete operational) yang berlansung selama usia tujuh hingga sebelas tahun, anak tergantung pada rupa benda, namun dia telah mampu mempelajari mengenai lingkungan. Dia telah pula mempelajari kaidah mengenai konservasi dan dapat menggunakan logika sederhana di dalam memecahkan berbagai permasalahan yang selalu muncul setiap kali dia berhadapan dengan benda nyata. Dia dapat, mislanya, meletakan sejumlah boneka yang berbeda ukurannya ke dalam ukuran yang besar, namun dia belum dapat memecahkan masalah yang bersifat verbal.


4. Tahap Operasi Formal
Fase operasi formal (formal operation) berlangsung sejak usia sebelas tahun hingga menginjak remaja. Pada tahap ini anak-anak belajar mengenai kaidah yang lebih canggih. Mereka dapat mengembangkan hukum yang belaku umum dan pertimbangan ilmiah. Pemikirannya tidak jauh karena selalu terikat kepada hal-hal yang bersifat konkret; mereka dapat membuat hipotesisdan membuat kaidah mengenai hal-hal yang bersifat abstrak. Belajar mengenai kaidah baru tidak berakhir pada masa kanak-kanak, namun terus berlanjut selama hidup.
Piaget menjelaskan bahwa urutan tahapan perkembangan anak tidak pernah berubah, hanya saja ada beberapa anak yang mampu melewati tahapan itu lebih cepat daripada anak-anak yang lain.
Dalam jalur belajar kemahiran intelektual, Gagne menunjukkan urutan hierarkis dari masing-masing kemampuan, seperti kemampuan persepsi konsep, kaidah dan prinsip; kemampuan yang berikutnya harus didasari kemampuan-kemampuan sebelumnya. Proses perkembangan intelektual itu terjadi pada anak yang sedang belajar.

C. Hambatan perkembangan intelektual masa kanak-kanak
Dalam tahap perkembangan intelektual kanak-kanak, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar perkembangan intelektual tidak terganggu, diantara :
1. Nutrisi
Usia kanak-kanak masih termasuk usia pertumbuhan, oleh sebabb itu, nutrisi sangat diperlukan agar perkembanagn intelektual anak tidak terhambat. Kebanyakan masyarakat di dunia terutama pada negara berkembang dan miskin, masalah gizi dan nutrisi menjadi hal yang pokok dalam perkembangan intelektual. Nutrisi yang tidak tepat dan seimbang membuat perkembangan otak anak tidak sempurna yang berakibat pada intelekual anak.

2. Lingkungan
Dalam perkembangan intelektual masa kanak-kanak, peran lingkungan sangat diperlukan agar perkembangan intelektual dapat berkembang secara maksimal. Pada masa kanak-kanak, intelektual anak yang berkembang akan menunjukkan sikap yang aktif dan melakukan hal yang baru. Jika lingkungan tidak bijak dalam melihat hal seperti ini, maka anak perkembangan intelektual anak akan terganggu. Anggota lingkungan disini tidak hanya masyarakat, tertapi juga lingkungan orang tua, keluarga, teman sebaya dan sebagainya. Dan yang menjadi titik beratnya dalah lingkungan orang tua.


D. Hambatan perkembangan intelektual masa usia sekolah
Berbeda masa, maka hambatannya pun juga berbeda, pada masa usia sekolah, anak akan terhambat perkembangan intelektualnya jika :
1. Nutrisi
Sama halnya dengan masa kanak-kanak, nutrisi menjadi hal yang paling utama dalam perkembangan intelektual si anak.

2. Lingkungan
Jika pada kanak-kanak, lingkungan yang paling berpengaruh adalah lingkungan orang tua, maka pada masa usia sekolah, lingkungan yang paling dominan adalah lingkungan tempat pendidikan. Jika tempat pendidikan tidak layak atau jelek, maka intelektual anak juga akan terganggu. Karena intelektual bisa berkembang jika ada lingkungan yang mendukung dan terus diasah.














DAFTAR PUSTAKA

Izzaty, Rita Eka.2008. Perkembangan Peserta Didik. 2008. UNY Press: Yogyakarta.
Piaget, J, Science of Education and The Psychology of The Child, Vilung, New York, 1970
Sumadi Suryabrata, Perkembangan Individu. C.V. Rajawali, 1982.

Winarno Surachman & Anwar Syah, Psikologi Perkembangan, Depdikbud, Jakarta, 1979.
Diambil dari H. MOH. NASIR pada tanggal 10 Mei 2011 dari http://mnasirhj.blogspot.com/2010/08/makalah-psikologi-perkembangan.html
Diambil pada tanggal 10 Mei 2011 dari http://paudharapanbangsa.wordpress.com/2009/07/29/perkembangan-intelektual-masa-kanak-kanak-awal-2-6tahun/
Diterbitkan oleh May Winarsih diambil pada tanggal 10 Mei 2011 dari http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/28/teori-kognitif-menurut-piaget-dan-vigotsky/ May Winarsih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar