Minggu, 15 Mei 2011

Layanan Khusus bagi Anak Tuna rungu


LAYANAN KHUSUS BAGI ANAK GANGGUAN PENDENGARAN DAN KOMUNIKASI

Manusia yang berpendengaran normal memiliki latar belakang bunyi-bunyian yang memberikan arti yang sangat penting bagi kejiwaan manusia. Dengan adanya latar belakang bunyi-bunyian ini manusia akan mempunyai kontak terus menerus dengan orang dan alam sekitar. Keadaan ini membuat manusia merasa aman dan memperkaya penghayatan terhadap segala sesuatu yang dialaminya.
Anak tunarungu tidak menghayati adanya bunyi latar belakang seperti anak normal tetapi bukan berarti mereka tidak bisa menghayati seluruh bunyi yang ada. Kebanyakan anak tunarungu masih memiliki sisa pendengaran pada daerah nada tinggi atau nada rendah. Anak tunarungu yang masih mempunyai banyak sisa pendengaran dapat menghayati bunyi lewat pendengarannya tetapi untuk anak tunarungu yang sisa pendengarnnya amat kecil mereka akan menghayati bunyi-bunyian lewat perasaan vibrasinya.
Anak tunarungu totalpun masih mampu mengamati dan menghayati bunyi atau dibuat sadar akan adanya bunyi dengan secara sistematis memberi kesempatan kepada anak tunarungu mengalami pengamatan bunyi, sehingga hal tersebut menjadi bagian dalam perkembangan jiwa mereka, suatu sikap hidup guna menjadi pribadi yang lebih utuh dan harmonis sehingga mereka akan tumbuh menjadi manusia yang lebih normal.
Berkat kemajuan teknologi derajat kehilangan pendengaran seseorang dapat diukur pada usia yang sangat dini bahkan kemajuan teknologi sekarang dapat mendeteksi ketunarunguan saat bayi masih dalam kandungan. Berdasarkan pengukuran ini anak tunarungu dapat digolongkan menurut sisa pendengaran yang masih ada.
Kemajuan teknologi juga ditandai dengan ditemukannya alat bantu mendengar (ABM) yang dari tahun ketahun semakin sempurna bentuknya dan makin sesui dengan kebutuhan anak. Penemuan ABM ini dapat memaksimalkan fungsi pendengaran anak terutama dengan latihan yang teratur dan berkesinambungan. Dalam kegiatan pembelajaran latihan mendengar dimasukkan dalam program khusus untuk anak tunarungu yaitu Bina Bicara dan Bina persepsi gerak, bunyi dan irama (BPGBI).

A.    BINA BICARA
Kata bina mempunyai arti: usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yg lebih baik. Sedangkan bicara yaitu: berkata, berbicara, melahirkan pendapat. Bina bicara yaitu usaha atau tindakan yang dilakukan secara efektih dan efisien untuk memperoleh hasil bicara yang lebih baik. Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan jenis gangguan bicara yang dialami oleh anak. Atau dari hasil asessment.
Berbicara merupakan cara berkomunikasi yang paling efektif dan paling dominan dipergunakan oleh masyarakat pemakainya adalah bentuk bahasa yang diucapkan atau diartikulasikan. Masalah bicara dan bahasa sebenarnya berbeda tetapi kedua masalah ini sering kali tumpang tindih. Untuk lebih jelasnya akan dibahas perbedaan dari bicara, bahasa dan komunikasi tersebut:
  1. —Bicara adalah pengucapan, yang menunjukkan keterampilan seseorang mengucapkan suara dalam suatu kata. Misalnya: Bahasa lisan, bahasa oral atau disebut juga bahasa ujaran.
  2. —Bahasa berarti menyatakan dan menerima informasi dalam suatu cara tertentu. Misalnya: Bahasa lisan, tulisan, isyarat, gesti, gambar, grafik dll.
  3. Komunikasi berarti bahasa dan bicara merupakan cara, alat atau sarana yang digunakan dalam berkomunikasi.
Sifat – sifat dari bahasa yaitu:
  1. Bahasa reseptif adalah kemampuan untuk mengerti apa yang dilihat dan apa yang didengar. Mampu menerima bicara atau memahami bicara orang lain.
  2. Bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara simbolis baik visual (menulis, memberi tanda) atau auditorik. Bersifat menyatakan isi hati secara aktif dalam bahasa lisan, tulisan atau isyarat.
Keterlambatan dan gangguan dalam bicara bisa mulai dari bentuk yang sederhana seperti bunyi suara yang “tidak normal” (sengau, serak), Sampai dengan ketidakmampuan untuk mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidakmampuan mekanisme motorik oral dalam fungsinya untuk bicara dan makan.
Seorang anak yang mengalami gangguan berbahasa mungkin saja dapat mengucapkan satu kata dengan jelas tetapi ia tidak dapat menyusun dua kata dengan baik. Sebaliknya, ucapan seorang anak mungkin sedikit sulit untuk dimengerti, tetapi ia dapat menyusun kata-kata yang benar untuk menyatakan keinginannya.
Faktor utama yang mempengaruhi bicara seseorang ialah:
  1. Dari dalam diri individu (internal) yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut juga faktor individual. Misalnya faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi serta fungsi otot mulut dan fungsi pendengaran.
  2. —Dari luar individu (eksternal) atau faktor sosial. Faktor sosial antara lain, faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
B.     BINA PERSEPSI BUNYI, GERAK DAN IRAMA (BPBGI)
1.      Pengertian
Bina Persepsi Gerak Bunyi dan Irama (BPGBI) ialah pembinaan dalam penghayatan bunyi yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja, sehingga sisa-sisa pendengaran dan perasaan vibrasi yang dimiliki anak-anak tunarungu dapat dipergunakan sebaik-baiknya untuk berintegrasi dengan dunia sekelilingnya yang penuh bunyi..
Pembinaan secara sengaja yang dimaksud adalah bahwa pembinaan itu dilakukan secara terprogram; tujuan, jenis pembinaan, metode yang digunakan dan alokasi waktunya sudah ditentukan sebelumnya. Sedangkan pembinaan secara tidak sengaja adalah pembinaan yang spontan karena anak bereaksi terhadap bunyi latar belakang yang hadir pada situasi pembelajaran di kelas, sepeti bunyi motor, bunyi helikopter atau halilintar, kemudian guru membahasakannya. Misalnya, “Oh kalian dengar suara motor ya ? Suaranya ‘brem... brem... brem...’ benar begitu ?”. Kemudian guru mengajak anak menirukan bunyi helikopter dan kembali meneruskan pembelajaran yang terhenti karena anak bereaksi terhadap bunyi latar belakang tadi.
2. Tujuan BPGBI
Secara singkat tujuan BPGBI adalah sebagai berikut :
  • Agar anak tunarungu dapat terhindar dari cara hidup yang semata-mata tergantung pada daya penglihatan saja, sehingga cara hidupnya lebih mendekati anak normal.
  • Agar kehidupan emosi anak tunarungu berkembang dengan lebih seimbang.
  • Agar penyesuaian anak tunarungu menjadi lebih baik berkat dunia pengalamannya yang lebih luas.
  • Agar motorik anak tunarungu berkembang lebih sempurna.
  • Agar anak tunarungu mempunyai kemungkinan untuk mengadakan kontak yang lebih baik sebagai bekal hidup di masyarakat yang mendengar.
Dalam hal kemampuan berbicara, BPGBI dapat membantu agar anak tunarungu dapat membentuk sikap terhadap bicara yang lebih baik dan cara berbicara yang lebih jelas.
3. Sarana BPGBI
Pelaksanaan program BPGBI perlu didukung sarana yang memadai pula agar hasil yang dicapai dapat maksimal, sarana BPGBI mencakup :
§  Ruang Khusus untuk kegiatan pembelajaran yang sebaiknya dilengkapi dengan medan pengantar bunyi (sistem looping).
§  Perlengkapan terdiri atas perlengkapan nonelektronik dan perlengkapan elektronik.
§  Alat-alat penunjang yaitu perlengkapan bermain.
§  Tenaga khusus pelaksana BPGBI hendaknya memenuhi beberapa persyaratan, antara lain memiliki latar belakang pendidikan guru anak tunarungu, memiliki dasar pengetahuan tentang musik, dan memiliki kreativitas dalam bidang seni tari dan musik.
4. Materi BPGBI
Materi pokok yang telah dituangkan dalam kurikulum BKPBI untuk anak tunarungu antara lain adalah:
  1. bunyi-bunyi latar belakang
  2. sifat bunyi
-       ada tidak ada bunyi
-       panjang pendek bunyi
-       keras lembut
-       cepat lambat
-       tinggi rendah
  1. sumber bunyi
  2. bunyi yang dapat dihitung
  3. arah bunyi
  4. macam-macam gerak dasar
  5. macam-macam gerak berirama
  6. lambang-lambang sifat bunyi
  7. lambing-lambnag titik nada dalam notasi musik
  8. tanda-tanda notasi musik
  9. pengenalan macm-macam alt musik
  10. cara memainkan macam-macam alat musik
  11. notasi musik
  12. persepsi bunyi bahasa
5. Evaluasi BPGBI
Dalam menilai keberhasilan BPGBI hendaknya jangan tergesa-gesa. Biarkan kesadraan anak berkembang sedikit demi sedikit, pengalaman dan penghayatan  bunyi yang ditemukan sendiri akan menumbuhkan kesadaran yang mendasari keterampilannya memanfaatkan sisa pendengarannya secara aktif.
Tidak mudah untuk menentukan seberapa jauh latihan-latihan BPGBI telah mencapai sasarannya. Dr. A. Van Uden mengatakan kalau seorang anak tunarungu merasa senang menggunakan ABM  nya secara terus menerus dan tanpa ada orang yang menyuruh, hal ini berarti bahwa BPGBI telah mencapai sasarannya atau anak itu telah menikmati dunia bunyi, tanpa ABMnya ia akan merasa kehilangan kebersamaannya dengan dunia sekelilingnya. Keberhasilan BPGBI untuk setiap anak bergantung pada factor berikut:
§  derajat sisa pendengaran anak
§  intelegensi anak
§  metode dan pendekatan
§  kualifikasi guru latihan BPGBI
Aspek yang dapat dievaluasi dalam kegiatan BpgBI adalah:
No.
Aspek yang dievaluasi
Penilaian
1.
Minat
  1. minat terhadap bunyi latar belakang
  2. minat terhadap latihan bina persepsi bunyi dan irama
  3. minat terhadap penggunaan alat bantu dengar


2.
Persepsi bunyi dan irama
  1. membedakan ada dan tak ada bunyi
  2. mengenal sumber bunyi
  3. menghitung bunyi
  4. membedakan sumber bunyi
  5. membedakan bunyi panjang-pendek
  6. membedakan bunyi keras-lembut
  7. membedakan bunyi tinggi-rendah
  8. membedakan bunyi cepat-lambat
  9. mengetahui arah bunyi
  10. mengikuti irama
  11. memainkan alat musik
  12. ekspresi gerakan


3.
Persepsi bunyi bahasa
  1. membedakan ada dan tak ada suara
  2. membedakan panjang-pendek suara
  3. memnbedakan keras-lembut suara
  4. mengetahui arah suara




























DAFTAR PUSTAKA


Dari Armaini diambil pada tanggal 15 Mei 2011 dari http://armainieducati.wordpress.com/

Sadjaah Ejah dan Darjo Sukarja.1995.Bina Bicara, Persepsibunyi Dan Irama.Bandung:Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar