Kamis, 15 Desember 2011

makalah iad

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan manusia, tediri dari dua unsur, diantaranya: manusia sendiri dan lingkungan baik lingkungan hidup maupun mati. Manusia mempunyai peranan penting dalam kelangsungan kehidupan, namun manusia tidak akan hidup tanpa adanya lingkungan, berat diantara kedua unsur diatas sangat saling berkaitan.
Meskipun demikian, manusia diberi kelebihan oleh Tuhan Yang Maha Esa yaitu Akal yang dapat digunakan untuk berfikir dan memanfaatkan lingkungan. Namun disisi lain, nafsu juga menyelimuti kehidupan manusia, sehingga terkadang akal manusia dapat ditaklukan oleh nafsu dan melakukan kerusakan terhadap lingkungan.
Pada zaman yang serba canggih ini, maka kerusakan lingkungan tidak dapat terelakkkan lagi, karena keinginan manusia ingin membangun perumahan yang sangat besar dan memanfaatkan lingkungan secara berlebihan.

B. Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil batasan masalah mengenai “pencemaran lingkungan hidup”.

C. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan penulis angkat dalam makalah ini adalah:
1. Berikanlah contoh isu lingkungan dari segi regional, nasional dan global beserta penyebabnya?
2. Jelaskan pengertian dengan pencemaran air, udara, dan tanah serta penyebab dan akibatnya?
3. Jelaskanlah pengertian efek rumah kaca serta penyebab dan akibatnya terhadap lingkungan?
4. Jelaskanlah dampak pertumbuhan penduduk yang pesat terhadap Sumber Daya Alam dan kerusakan yang ditimbulkannya?

D. Tujuan
Tujuan dalampenulisan makalah ini adalah:
1. Memahami contoh isu lingkungan hidup dari segi regional, nasional dan global beserta penyebabnya.
2. Mengetahui pengertian pencemaran air, udara, dan tanah serta penyebab dan akibatnya.
3. Mengetahui pengertian efek rumah kaca serta penyebab dan akibatnya terhadap lingkungan.
4. Memahami dampak pertumbuhan penduduk yang pesat terhadap Sumber Daya Alam dan kerusakan yang ditimbulkannya.


















BAB II
PEMBAHASAN

A. Contoh isu lingkungan dan penyebabnya.
1. Regional
Isu lingkungan yang sangat menonjol pada daerah-daerah di indonesia, terutama di kota Padang adalah:
1) Sampah yang melimpah.
Seperti daerah lainnya, konsekuensi dari banyaknya penduduk disuatu daerah adalah banyaknya sampah yang dihasilkan. Kota Padang merupakan ibu kota Sumatera Barat, oleh karena itu, segala pusat kegiatan yang pokok terpaku pada kota Padang, selain itu, kota Padang juga menjadi salah satu tujuan tempat menuntut ilmu yang ideal, terlebih dengan adanya beberapa universitas terkemuka yang banyak mengundang orang dari luar kota, bahkan dari luar provinsidan negara.
Penyebab lainnya adalah kesadaran masyarakat yang hampir hilang terhadap kebersihan. Masyarakat hanya menganggap bahwa kebersihan adalah tugas kebersihan.
Sampah yang paling banyak dikota Padang terletak di tepi pantai dan di pusat kota.
2) Sanitasi yang sangat jelek.
Kebersihan kota dan indahnya kota juga terlihat dari sanitasi yang lancar. Dikota Padang, sanitasi menjadi salah satu permasalahan lingkungan. Hal ini disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya:
a. Masyarakat yang membuang sampah keselokan.
b. Cuaca kota padang yang panas, sehingga air tidak mengalir dengan lancar.
3) Lahan yang semakin sempit.
Seiring berjalannya waktu, kota Padang menjadi daerah yang maju dan siap bersaing dengan daerah lainnya. Namun, dampak dari kemajuan itu adalah lahan yang semula digunakan untuk penanaman pohon diubah menjadi lahan pembangnan, sehingga pangan untuk masyarakat padang mengandalkan pangan dari daerah lain.

4) Penggunaan SDA yang berlebihan.
Di Padang terdapat beberapa sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan, diantaranya pasir sungai. Meskipun demikian, keinginan manusia yang ingin cepat kaya, maka masyarakat mengeksploitasi pasir tersebut secara berlebihan. Dampaknya adalah ketika hujan lebat, maka sungai aliran sungai tidak terbendung sehingga sering berakibat pengikisan tepi sungai.

Ket: sungai yang hampir habis karena pasirnya diambil secar berlebihan.



2. Nasional
Lebih luas lagi, beberapa isu lingkungan tingkat nasional yang sering dibicarakan dan sangat hangat ditelinga adalah;
1) Perubahan iklim.
Beberapa daerah tertentu di Indonesia sangat rentan terhadap beragam bahayaperubahan iklim. Meskipun temperatur udara di Indonesia kemungkinanakan mengalami sedikit kenaikan, perubahan iklim akan mengakibatlkancurah hujan yang lebih besar dan kenaikan permukaan laut.
Masyarakat dan ekosistem yang sangat rentan terhadap risiko perubahan iklim beradadi Jawa, Bali, beberapa bagian Sumatra dan sebagian besar Papua.Pemanasan laut juga akan berpengaruh pada keanekaragaman hayati lautdan sangat berbahaya bagi terumbu karang, yang sebelumnya telah risikopemutihan. Dampak potensial dari pembangunan meliputi :
• Peningkatan ancaman terhadap ketersediaan pangan
• Penurunan produktivitas pertanian
• Banjir yang melanda zona dan komunitas pesisir yang produktif
• Hilangnya mata pencaharian usaha tani dan pesisir
• Peningkatan intensitas penyakit yang ditularkan melalui air dan vektor.
Akar penyebab
Tingkat emisi gas rumah kaca yang tinggi di Indonesia disebabkan oleh deboisasi, kebakaran hutan dan degradasi lahan, khususnya lahan gambut. Emisi gas telah diatur dalam kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang tepat namun pelaksanaan dan penegakkannya masih lemah. Selain itu, inisiatif-inisiatif seperti perluasan produksi biofuel dan revitalisasi industri kehutanan dapat memperburuk emisi gas jika tidak direncanakan dengan hati-hati. Emisi dari sektor energi relatif kecil namun semakin meningkat dengan pesat - bahkan lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi. Akar penyebab masalah di bidang ini mencakup pelaksanaan program perluasan pembangkit listrik tenaga batu bara oleh Pemerintah RI dan rintangan terhadap pengembangan sumber energi yang dapat diperbaharui. Akhirnya, perencanaan atau investasi untuk mengurangi dampak emisi masih relatif sedikit, dan adaptasi dengan perubahan iklim.
2) Sampah
Jika melihat Indonesia, maka yang terlintas adalah banyaknya sampah yang bertebaran dimana-mana. Keadaan sampah di Indonesia sangat memprihatinkan, bahkan kota Denpasar sempat diisukan menjadi Neraka Dunia karena banyaknya sampah yang ada di tepi pantai kuta Bali.
Bahkan ibukota negara Indonesia, yaitu Jakarta juga memiliki rekor sampah yang cukup besar. Penyebab sampah ini adalah banyaknya masayarakat yang tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan, selain itu, sampah kiriman terkadang menjadi dalang terhadap sampah yang ada disuatu daerah.
Ket: bentuk ibu kota indonesia yang penuh dengan sampah dimana-mana.




3) Sanitasi yang buruk.
Menurut data bank dunia, Indonesia memilki sanitasi yang buruk dan berakibat pada pengeluaran dana yang semakin besar. Selain itu, hampir setiap daerah diIndonesia memiliki sanitasi yang buruk sehingga dampaknya semakin luas. Penyebab dari sanitasi yang buruk ini adalah kurangnya selokan-selokan yang strategis dan kalau ada selokan, itupun sudah rusak. Selain itu penyebab lainnya adalah masayrakat yang sering membuang sampah sembarangan termasuk kedalam selokan.

4) Pengundulan hutan
Indonesia merupakan paru-paru dunia, di Indonesia terdapat beberapa hutan yang menghasilkan oksigen dalam jumlah besar. Meskipun julukan itu desematkan ke Indonesia namun tidak membuat masyarakat Indonesia untuk menjaga kelestarian hutan.
Penyebab pengundulan hutan ini diantaranya:
a. Penebangan hutan secara liar.
Penebangan hutan secara liar sangat rentan terjadi di Indonsia, hal ini disebabkan oleh tingkat ekonomi penduduk yang lemah, harga kayu yang mahal dan para usahawan yang ingin meraup unung sebesar-besarnya.
Ket: Beberapa keadaan hutan yang telah ditebang secara liar dan tidak ditanam kembali dengan pohon baru.





b. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan juga sering terjadi di Indonesia, diantaranya yang terjadi di Riau, Kalimantan dam daerah lainnya. Kebakaran hutan ini disebabkan oleh kelalaian manusia yang membakar sedikit lahan namun kebakaran tersebut meluas.

Ket: Kondisi hutan yang telah terbakar.






c. Pengalih gunaan hutan
Karena lahan yang sempit untuk membangun perumahan yang baru, maka salah satu jalannya adalah dengan menggunakan hutan sebagai gantinya. Selain itu, pengalih gunaan hutan juga disebabkan oleh penanaman kelapa sawit.
Ket: hutan yang akan ditanami pohon produksi lainnya.





3. Global
Isu lingkungan secara global yang semakin mencuat dan sering dibicarakan oleh para pemimpin dunia adalah perubahan iklim yang secara drastis. Perubahan iklim ini terjadi oleh beberapa sebab, diantaranya, penebangan hutan secar liar, efek rumah kaca, asap karbondioksida dari pabrik-pabrik didunia dan pecahnya es dikutup bumi.
Iklim yang tidak teratur sangat berdampak pada aktivitas manusia, kelangsungan ekonomi, dan roda perpolotikan. Perubahan iklim di dunia tidak lepas dari tanggung jawab negara-negara yang ada, namun yang paling bertanggung jawab adalah negara maju, karena mereka memilki emisi gas buang yang banyak dan tidak memiliki hutan yang memadai.
Selain perubahan iklim, pemanasan global pun menjadi isu lingkungan yang tidak dapat terelakkan, karena hampir disetiap sisi negara diatas muka bumi mengalami panas, bahakan negara yang awalnya dingin dan tak ada sejarah mengenai adanya panas disana malah mengalami panas yang panjang.
B. Pengertian pencemaran air, udara, tanah serta penyebab dan dampaknya.
1. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Penyebab
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
• Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
• Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
• Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Dampaknya
• Di Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari sebuah pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan kawasaki disease/ mucocutaneous lymph node syndrome.
• Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam tubuh manusiamelalui media air, akan menyebabkan keracunan seperti yang dialami para korban Tragedi Minamata.
• Pestisida mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk hidup disebut Biological Amplification, sehingga apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak. Contohnya ketika di dalam tubuh ikan kadarnya 6 ppm, di dalam tubuh burung pemakan ikan kadarnya naik menjadi 100 ppm dan akan meningkat terus sampai konsumen puncak.
• Sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.
2. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam udara dan atau berubahnya susunan udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.Terjadinya pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara (perubahan dari komposisi tersebut di atas) yang secara langsung atau tidak mempengaruhi kesehatan, keamanan dan kenyamanan manusia.



Sumber pencemaran udara :
a. Transportasi (sumber bergerak)
Ket:jumlah keadaan yang begitu banyak juga mempengaruhi kualitas udara.



b. Pembakaran bahan bakar dari sumber tetap
ket: terkadang kebakaran banguan maupun hutan juga menjadi sumber penyebab dari pencemaran udara.



c. Proses industri (sumber tetap)
Ket: industri negara maju sangat berpengaruh terhadap pencemaran udara



d. Pembangunan limbah padu (sumber tetap)
Sumber pencemaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Pencemaran udara out door dan Pencemaran udara in door
Dampak Pencemaran Udara :
- Penipisan Ozon
- Pemanasan Global ( Global Warming )
- Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
- Terganggunya fungsi reproduksi
- Stres dan penurunan tingkat produktivitas
- Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak
- Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.
- Keracunan gas CO timbul sebagai akibat terbentuknya karboksihemoglobin (COHb) dalam darah. Afinitas CO yang lebih besar dibandingkan dengan oksigen (O2) terhadap Hb menyebabkan fungsi Hb untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh menjadi terganggu. Berkurangnya penyediaan oksigen ke seluruh tubuh ini akan membuat sesak napas dan dapat menyebabkan kematian, apabila tidak segera mendapat udara segar kembali. Sedangkan bahan pencemar udara seperti NOx, SOx, dan H2S dapat merangsang pernapasan yang mengakibatkan iritasi dan peradangan.
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Dampak
Pada kesehatan Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem[1]. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
C. Pengertian efek rumah kaca dan akibatnya.
1. Pengertian efek rumah kaca
Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakangan ini diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi, 10 energi radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34% dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas, 23% menguapkan air, dan hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman untuk perfotosintesis.
Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak diubah menjadi bentuk energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman dalam bentuk radiasi inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari permukaan bumi tertahan oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di atmosfer menyerap energi panas pantulan dari bumi.
Dalam skala yang lebih kecil – hal yang sama juga terjadi di dalam rumah kaca. Radiasi sinar matahari menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca. Pantulan dari benda dan permukaan di dalam rumah kaca adalah berupa sinar inframerah dan tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara di dalam rumah kaca menjadi hangat walaupun udara di luar dingin. Efek memanaskan itulah yang disebut efek rumah kaca atau ”green house effect”. Gas-gas yang berfungsi bagaikan pada rumah kaca disebut gas rumah kaca atau ”green house gases”.
2. Proses terjadi.
Proses terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan daur aliran panas matahari. Kurang lebih 30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan kembali ke angkasa dan diserap oleh uap, gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen, dan gas-gas lain di atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut, dan awan. Pada malam hari tanah dan badan air itu relatif lebih hangat daripada udara di atasnya. Energi yang terserap diradiasikan kembali ke atmosfer sebagai radiasi inframerah, gelombang panjang atau radiasi energi panas. Sebagian besar radiasi inframerah ini akan tertahan oleh karbon dioksida dan uap air di atmosfer. Hanya sebagian kecil akan lepas ke angkasa luar. Akibat keseluruhannya adalah bahwa permukaan bumi dihangatkan oleh adanya molekul uap air, karbon dioksida, dan semacamnya. Efek penghangatan ini dikenal sebagai efek rumah kaca.
Sedangkan proses secara singkatnya yaitu ketika sinar radiasi matahari menembus kaca sebagai gelombang pendek sehingga panasnya diserapa oleh bumi dan tanaman yang ada di dalam rumah kaca tersebut. Untuk selanjutnya, panas tersebut di radiasikan kembali namun dengan panjang gelombang yang panjang(panjang geklombang berbanding dengan energi) sehingga sinar radiasi tersebut tidak dapat menembus kaca. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi dibandingkan dengan suhu yang di luar rumah kaca.








Ket: gambar disamping menjelaskan siklus efek rumah kaca.









3. Pengaruh
Pengaruh rumah kaca terbentuk dari interaksi antara atmosfer yang jumlahnya meningkat dengan radiasi solar. Meskipun sinar matahari terdiri atas bermacam-macam panjang gelombang, kebanyakan radiasi yang mencapai permukaan bumi terletak pada kisaran sinar tampak. Hal ini disebabkan ozon yang terdapat secara normal di atmosfer bagian atas, menyaring sebagian besar sinar ultraviolet. Uap air atmosfer dan gas metana dari pembusukan – mengabsorpsikan sebagian besar inframerah yang dapat dirasakan pada kulit kita sebagai panas. Kira-kira sepertiga dari sinar yang mencapai permukaan bumi akan direfleksikan kembali ke atmosfer.
Sebagian besar sisanya akan diabsorpsikan oleh benda-benda lainnya. Sinar yang diabsorpsikan tersebut akan diradiasikan kembali dalam bentuk radiasi inframerah dengan gelombang panjang atau panas jika bumi menjadi dingin. Sinar dengan panjang gelombang lebih tinggi tersebut akan diabsorpsikan oleh karbon dioksida atmosfer dan membebaskan panas sehingga suhu atmosfer akan meningkat. Karbon dioksida berfungsi sebagai filter satu arah, tetapi menghambat sinar dengan panjang gelombang lebih untuk melaluinya dari arah yang berlawanan. Aktivitas filter dari karbon dioksida mengakibatkan suhu atmosfer dan bumi akan meningkat. Keadaan inilah yang disebut pengaruh rumah kaca.
Pengaruh karbon dioksida yang dihasilkan dari pencemaran udara berbentuk gas yang salah satunya adalah dari rumah kaca. Karbon dioksida mempunyai sifat menyerap sinar (panas) matahari yaitu sinar inframerah – sehingga temperatur udara menjadi lebih tinggi karenanya. Apabila kadar yang lebih ini merata di seluruh permukaan bumi, temperatur udara rata-rata di seluruh permukaan bumi akan sedikit naik, dan ini dapat mengakibatkan meleburnya es dan salju di kutub dan di puncak-puncak pegunungan, sehingga permukaan air laut naik.

4. Dampak
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara Kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorpsinya. Energi yang masuk ke bumi mengalami: 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diabsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Energi yang diabsorpsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

D. Hubungan pertumbuhan penduduk yang padat dengan keadaan lingkungan dan sumber daya alam.
1. Pertumbuhan penduduk dan kerusakan lingkungan.
Masalah kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup merupakan dua permasalahan yang kini sedang dihadapi bangsa Indonesia, khususnya maupun negara-negara lainnya di dunia umumnya. Brown (1992:265-280), menyatakan bahwa masalah lingkungan hidup dan kependudukan yaitu masalah pencemaran lingkungan fisik, desertifikasi, deforestasi, overs eksploitasi terhadap sumber-sumber alam, serta berbagai fenomena degradasi ekologis semakin hari semakin menujukkan peningkatan yang signifikan. Keprihatinan ini tidak saja memberikan agenda penanganan masalah lingkungan yang bijak. Namun juga merupakan “warning” bagi kehidupan, bahwa kondisi lingkungan hidup sedang berada pada tahap memprihatinkan. Seandainya tidak dilakukan upaya penanggulangan secara serius, maka dalam jangka waktu tertentu kehidupan ini akan musnah. Hal ini terjadi menurut Soemarwoto (1991:1), karena lingkungan (alam) tidak mampu lagi memberikan apa-apa kepada kita. Padahal seperti kita ketahui bahwa manusia merupakan bagian integral dari lingkungan hidupnya, ia tidak dapat dipisahkan dari padanya.
Padatnya penduduk suatu daerah akan menyebabkan ruang gerak suatu daerah semakin terciut, dan hal ini disebabkan manusia merupakan bagian integral dari ekosistem, dimana manusia hidup dengan mengekploitasi lingkungannya. Pertumbuhan penduduk yang cepat meningkatkan permintaan terhadap sumber daya alam. Pada saat yang sama meningkatnya konsumsi yang disebabkan oleh membengkaknya jumlah penduduk yang pada akhirnya akan berpengaruh pada semakin berkurangnya produktifitas sumber daya alam. Menurut Wijono (1998:5) kondisi sebagaimana digambarkan tersebut dapat diibaratkan seperti lilin, pertumbuhan penduduk yang cepat akan membakar lilin dari kedua ujungnya. Sehingga batang lilin itu akan cepat meleleh dan habis. Konsekwensinya adalah berubahnya salah satu atau beberapa komponen dalam ekosistem, mengakibatkan perubahan pada interaksi komponen-komponen itu, sehingga struktur organisasi dan sifat-sifat fungsional ekosistem akan berubah pula.
2. Pertumbuhan penduduk dan Sumber Daya Alam.
Secara matematis, laju pertumbuhan penduduk sangat berkaitan erat dengan ketersediaan sumber daya alam, jika laju pertumbuhan penduduk tinggi maka ketersediaan sumber daya alam akan menipis, karena manusia merupakan konsumen sumber daya alam yang sangat besar.
Meskipun ada jalan untuk mengurangi dampak negatifnya, namun itu sangat kecil keberhasilannya, karena manusia sangat membutuhkan SDA yang ada. SDA membutuhkan lahan yang cukup luas, sedangkan manusia untuk tinggal juga membutuhkan lahan yang sangat luas untuk dapat tinggal. Maka harus ada salah satu yang dikorbankan. Maka secara ilmiah, SDA akan dikorbankan demi tempat tinggal manusia.











BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pencemaran lingkungan hidup merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi setiap bangsa. Namun jika ditelaah, maka penyebab pencemaran lingkungan sendiri berasal dari diri manusia sendiri, diantaranya:
1. Penebangan hutan secara liar
2. Pencemaran air
3. Pencemaran tanah
4. Perubahan iklim
5. Pemanasan global
6. Efek rumah kaca
7. Pencemaran udara
Dari penyebab diatas, hampir semuanya disebabkan oleh tangan manusia. Dan kebanyakan manusia tidak menyadarinya karena keinginan manusia yang ingin mengambil keuntungan yang besar dari lingkungan hidup.

B. SARAN
Dalam menaggulangi pencemaran lingkungan hidup, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya:
1. Manusia harus sadar bahwa lingkungan merupakan tempat mereka melangsungkan kehidupan mereka dan tanpa adanya lingkungan, maka manusia tidak akan bisa hidup.
2. Melakukan selektif dalam menebang hutan, karena jika hutan ditebang dengan selektif maka pohon yang masih muda dapat diselamatkan.
3. Mengurangi emisi gas buang.
4. Melakukan peremajaan terhadap hutan.
5. Membuang sampah pada tempatnya.
6. Mengganti bahan bakar minyak dengan tenaga tata surya yang ramah lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Sudrajad, Agung., 2006Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan diakses pada
tanggal 15 Juni 2011 dari: http//kamase_ugm@yahoo.co.id
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengertian Pencemaran Udara,
Jakarta, 14 Juni 2011.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Zat – zat Pencemar Udara,
Jakarta, 15 Juni 2011.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengendalian Pencemaran Udara, Jakarta, 11 Juni 2011
http://gogrenindonesia.blogspot.com
http:// www.walhi.or.id/ kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_020604/
http://afand.cybermq.com/post/detail/2405/linkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian- diakses kamis 10:20 WIB
http://green.kompasiana.com/group/penghijauan/2010/05/19/seperti-apa-menangani-masalah-lingkungan/ diakses senin 12:50 WIB

http://id.shvoong.com/books/1632979-kepemimpinan-hijau-visi-praktis-memecahkan/ diakses senin 12:50 WIB


MAKALAH
ILMU ALAM DASAR
PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP




Disusun Oleh:
M. ABD. VAN FAYSA
17214/2010/PLB
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011








KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis haturkan kepada Alloh swt yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapa menyelesaikan makalah Ilmu Alam Dasar yang mengupas tentang Pencemaran Lingkungan Hidup. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rosululloh saw yang telah membawa cahaya kepermukaan bumi ini.
Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Buk Maihelendra, MS yang telah membimbing perkuliahan Ilmu Alam Dasar dan membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya kepada rekan-rekan yang telah menyumbangkan pikirannya dalam makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa terdapat berbagai macam kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan dimasa yang akan datang.





Padang, Juni 2011

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. BATASAN MASALAH
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar